KALILA DAN DAMINA
DISUSUN OLEH :
NAMA : CANTIKA PUTRI NOFA
KELAS : X MIA 3
NO.ABSEN : 08
SMAN 1 PECANGAAN
Jl. Raya Pecangaan Kulon, Pecangaan, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah
59462,Telp (0291755218 )
TAHUN PELAJARAN 2016/2017
KALILA DAN DAMINA
Pada jaman
dahulu ada seekor lembu benama Sjatrabah yang mengikuti tuannya membawa
barang dagangan untuk berniaga, saat sampai di sebuah hutan,
Sjatrabah terperosok kesebuah lubang lumpur. Tuannya mencoba untuk membantunya,
tapi ia gagal. Tuannya pun meninggalkan Sjatrabah dengan seorang hambanya,
hambanya itu juga berusaha mengeluarkannya dari lubang tersebut, tapi ia juga
gagal seperti tuannya tadi. Hamba tadi juga mengikuti tuannya
meninggalkan Sjatrabah. Akhirnya Sjatrabah sendiri yang berusaha
mengeluarkan dirinya sendiri dari lubang lumpur tersebut,
dengan berbagai cara yang dilaluinya akhirnya ia bisa mengeluarkan
dirinya sendiri dari lubang lumpur .
Sjatrabah
bingung, karena ia tidak tahu bagaimana cara menemukan tuannya yang
meninggalkannya tadi. Karena sudah malam hari, ia memutuskan
untuk menetap dihutan itu. Ia memilih untuk lebih masuk kedalam hutan tadi dan
memakan rerumputan yang ada di sana. Suara remasan rumput
dimulutnya itu terdengar hingga ke telinga Raja Singa, Raja Singa pun
khawatir mendengar suara tersebut, karena di hutan itu
juga banyak hewan buas. Diantaranya adalah Kalila dan Damina
yakni dua serigala yang bijak, pandai dan bertugas mencari makan
untuk Raja Singa, namun Kalila jengkel karena Raja Singa
karena jarang mengunjungi
rakyatnya, Kalila pun menceritakan hal itu kepada
sahabatnya Damina.
Setelah
mendengar cerita tersebut Damina menghadap ke Raja Singa dan menjelaskan
perihal masalah tersebut, Damina memberi sebuah solusi. Setelah beberapa lama,
datanglah Damina bersama Sjatrabah, Sjatrabah pun menceritakan apa saja
yang terjadi, ia pun diperbolehkan Raja Singa untuk tinggal menjadi
rakyat. Raja Singa sudah mulai percaya terhadap Sjatrabah,
karena ia mulia, baik dan ikhlas dalam berkawan. Ternyata kedekatan
Sjatrabah dengan Raja Singa tidak segani oleh Damina. Damina merasa
posisi sudah diambil alih oleh Sjatrabah. Ia sudah
mempersiapkan rencana untuk menghancurkan Sjatrabah, ia menyebarkan
fitnah untuk Sjatrabah.
Lalu Raja
Singa percaya dan menyuruh Sjatrabah untuk dibunuh, sebenarnya dalam
hati, Raja Singa sangat berduka atas kematian sahabatnya itu. Kejahatan
tidak akan selamanya tertutupi, ternyata fitnah yang dilakukan Damina
mulai diketahui oleh Ibu Raja Singa. Lalu, beliau menemui Raja Singa dan
mengatakan kepadanya bahwa kematian Sjatrabah karena
fitnahan dari Damina. Mendengar hal itu Raja Singa pun memerintahkan para
ajudannya untuk menangkap Damina dan memenjarakannya. Kalila, sahabat Damina
sangat rindu kepadanya, sampai terlalu lama menuggunya ia hingga mati.
Akhirnya, Damina dijatuhi hukuman mati. Ia menerimanya karena ia
sudah tidak sanggup lagi sebab sudah kehilangan sahbatnya Kalila.
UNSUR INTRINSIK
“ KALILA DAN DAMINA”
· Tema
: Kesyirikan
· Latar :
1. Tempat : Hutan, Kerajaan,
2.
Waktu : Pada jaman dahulu, Malam hari
3.
Suasana :
Menegangkan,
· Alur
: Maju
· Tahap
Alur :
1.
Perkenalan : Paragraf 1 kalimat 1
“Pada
jaman dahulu, ada seekor lembu
bernama Sjatrabah yang mengikuti tuannya membawa
barang dagangan untuk berniaga, saat sampai di sebuah hutan,
Sjatrabah terperosok kesebuah lubang lumpur.”
2.
Pemunculan
Masalah : Paragraf 1 kalimat 2 – Paragraf 2
“Tuannya mencoba untuk membantunya, tapi
ia gagal……. Kalila pun menceritakan hal itu kepada
sahabatnya Damina. “
3.
Klimaks : Paragraf 3
“Setelah mendengar cerita tersebut
Damina menghadap ke Raja Singa….. Damina sudah mempersiapkan
rencana untuk menghancurkan Sjatrabah, ia menyebarkan fitnah untuk
Sjatrabah.”
4.
Ketegangan
menurun : Paragraf 4
“ Lalu Raja Singa
percaya dan menyuruh Sjatrabah untuk dibunuh, sebenarnya dalam hati, Raja
Singa sangat berduka atas kematian sahabatnya itu…… Kalila, sahabat Damina sangat rindu kepadanya, sampai
terlalu lama menuggunya ia hingga mati.”
5.
Penyelesaian : Paragraf 4 kalimat terakhir
“Akhirnya, Damina dijatuhi hukuman
mati. Ia menerimanya karena ia sudah tidak sanggup lagi sebab sudah kehilangan sahbatnya Kalila.”
Tokoh dan
Perwatakan :
a)
Sjatrabah
: Mulia, baik dan
ikhlas dalam berkawan.
“Raja Singa sudah mulai
percaya terhadap Sjatrabah, karena ia mulia, baik dan ikhlas
dalam berkawan.”
b)
Damina : Licik,jahat.
“Damina merasa posisi sudah diambil alih
oleh Sjatrabah. Ia sudah mempersiapkan rencana
untuk menghancurkan Sjatrabah, ia menyebarkan fitnah untuk Sjatrabah.”
c) Kalila : Setia,tritagonis.
“Kalila, sahabat Damina sangat rindu kepadanya, sampai
terlalu lama menuggunya ia hingga mati. Akhirnya, Damina dijatuhi hukuman
mati. Ia menerimanya karena ia sudah tidak sanggup lagi sebab sudah
kehilangan sahbatnya Kalila.”
d)
Raja Singa
: Tegas,baik hati,peduli.
“…Raja Singa untuk tinggal menjadi
rakyat.”
“Mendengar hal itu Raja Singa pun
memerintahkan para ajudannya untuk menangkap Damina dan memenjarakannya.”
e)
Ibu Raja
Singa : Peduli, tegas.
“…fitnah yang dilakukan Damina mulai
diketahui oleh Ibu Raja Singa. Lalu, beliau menemui Raja Singa dan
mengatakan kepadanya bahwa kematian Sjatrabah karena
fitnahan dari Damina.”
f) Hamba Tuan dari
Sjatrabah : Baik.
“…hambanya itu juga berusaha
mengeluarkannya dari lubang tersebut…”
g) Tuan
Sjatrabah : Baik
“Tuannya mencoba untuk membantunya….”
- Tokoh dalam Cerita :
a) Tokoh
Utama
: Sjatrabah, Damina, Raja Singa
b) Tokoh
Bawahan : Kalila, Ibu
Raja Singa, Tuan Sjatrabah, Hamba Tuan dari Sjatrabah,
· Sudut Pandang : Orang ke tiga serba Tahu
· Gaya bahaasa :Paradoks
“Lalu Raja Singa percaya dan
menyuruh Sjatrabah untuk dibunuh, sebenarnya dalam hati, Raja Singa sangat
berduka atas kematian sahabatnya itu.”
· Amanat : Kajahatan (fitnah) tidak akan selamanya tertutupi, karena kebenaran pasti akan
terbukti.
C.
UNSUR EKSTRINSIK “KALILA DAN DAMINA”
·
Biografi
Pengarang :
Baidaba,
seorang filsuf India yang hidup pada abad 3 Masehi. Menulis buku Hikayat
Kalilah & Dimmah untuk Dabsyalim, Raja India. Karyanya mengandung
kisah-kisah alegoris atau kiasan dalam bahasa binatang (fabel) yang dimaksudkan
sebagai kritik dan nasihat kepada seorang raja yang lalim. Melalui
fabel-fabelnya , Baidaba bermaksud meluruskan berbagai penyimpangan yang
dilakukan sang Raja dalam sgenap sepak-terjang politik kekuasaan dan perjalanan
hidupnya. Karena kandungan kearifannya sangat berbobot dan dituturkan dalam
bahasa yang mudah dipahami, sehingga karyanya mampu bertahan hingga sekarang.
Dalam hikayat ini disebut bahwa pengarangnya bernama Baidapa. Konon nama
ini merupakan sebuah bentuk yang sudah rusak dari nama Sanskerta Widyapati
yang bisa diartikan sebagai "Raja Ilmu Pengetahuan". Sedangkan judul
hikayat Kalila dan Daminah konon merupakan sebuah bentuk rusak dari Karn
· Keadaan
Budaya :
Hikayat Kalila dan Daminah adalah sebuah hikayat dalam bahasa
Melayu yang merupakan sebuah terjemahan daribahasa Arab. Tetapi karya sastra
ini bukanlah sebuah karangan asli dalam bahasa Arab pula, melainkan sebuah
terjemahan daribahsa Persia kuna. Karangan dalam bahasa Persia Kuna ini pada
gilirannya merupakan terjemahan daribahsa Samsekerta. Dalam bahasa Sanskerta
karya sastra ini disebut Panca Tatra.
D.
NILAI - NILAI DALAM “KALILA DAN DAMINA”
· Nilai moral :
- Raja Singa
sudah mulai percaya terhadap Sjatrabah, karena ia mulia, baik dan ikhlas dalam berkawan.
· Nilai sosial : - Tuannya pun
meninggalkan Sjatrabah dengan seorang hambanya, hambanya itu juga berusaha mengeluarkannya dari lubang tersebut, tapi ia juga gagal seperti
tuannya tadi.
- Ia memilih
untuk lebih masuk kedalam hutan tadi dan memakan rerumputan yang ada di sana.
Suara remasan rumput dimulutnya itu terdengar hingga ke telinga Raja Singa, Raja Singa pun khawatir
mendengar suara tersebut, karena di hutan itu juga
banyak hewan buas.
· Nilai agama :
- Kejahatan tidak akan selamanya tertutupi, ternyata
fitnah yang dilakukan Damina mulai diketahui oleh
Ibu Raja Singa.
· Nilai budaya :
- Lalu, beliau
menemui Raja Singa dan mengatakan kepadanya bahwa kematian
Sjatrabah karena fitnahan dari Damina. Mendengar hal itu Raja Singa pun
memerintahkan para ajudannya untuk menangkap Damina dan memenjarakannya.
NO.
|
NILAI-NILAI
|
KALIMAT
|
RELEVAN
|
TIDAK
RELEVAN
|
||||
1.
|
Nilai moral
|
Raja Singa sudah
mulai percaya terhadap Sjatrabah, karena ia mulia, baik dan
ikhlas dalam berkawan.
|
ü
|
|
||||
2.
|
Nilai sosial
|
Tuannya pun
meninggalkan Sjatrabah dengan seorang hambanya, hambanya itu juga berusaha
mengeluarkannya dari lubang tersebut, tapi ia juga gagal seperti tuannya
tadi.
|
ü
|
|
||||
3.
|
Nilai sosial
|
Ia memilih
untuk lebih masuk kedalam hutan tadi dan memakan rerumputan yang
ada di sana. Suara remasan rumput dimulutnya itu terdengar hingga ke telinga
Raja Singa, Raja Singa pun khawatir mendengar suara
tersebut, karena di hutan itu juga banyak hewan buas.
|
ü
|
|
||||
4.
|
Nilai agama
|
Kejahatan
tidak akan selamanya tertutupi, ternyata fitnah yang dilakukan Damina
mulai diketahui oleh Ibu Raja Singa.
|
ü
|
|
||||
5.
|
Nilai budaya
|
Lalu, beliau
menemui Raja Singa dan mengatakan kepadanya bahwa kematian
Sjatrabah karena fitnahan dari Damina. Mendengar hal itu Raja
Singa pun memerintahkan para ajudannya untuk menangkap Damina dan memenjarakannya.
|
|
|
||||
0 comments:
Post a Comment